Sabtu, 24 Maret 2012

masyarakat multikultur


Pengertian masyarakat multikultural :
Perbedaan-perbedaan suku bangsa, bahasa, agama dan adat istiadat sering kali disebut sebagai cirri masyarakat yang multicultural. Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian masyarakat mulikultural atau masyarakat majemuk. masyarakat yang terdiri dari banyak kebudayaan.
a)   J.S. Furnivall ( 1967) berpendapat bahwa masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran saru sama lain di dalam satu kesatuan politik.
b)   J.Nasikun  menyatakan suatu masyarakat bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara structural memiliki sub-subkebudayaan yang bersifat diverse yang ditandai oleh kurang oleh kurang berkembangnya system nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan jua system nilai dari kesatuan-kesatuan sosial serta sering munculnya konflik-konflik sosial.
c)   Clifford Geertz berpendapat bahwa masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang terbagi ke dalam sub-subsistem yang kurang lebih berdiri sendiri dan masing-masing subsistem terikat oleh ikatan-ikatan primordial.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut di atas, istilah multicultural menunjuk pada keadaan sebuah masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok atau suku-suku bangsa yang berbeda kebudayaan, tetapi terikat oleh suatu kepentingan yang bersifat formal dalam bentuk sebuah Negara.

Pengertian masyarakat majemuk :
masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok.


Ciri-ciri masyarakat majemuk menurut Van Den Berghe :

a.  Trejadinya segmentasi (terbagi) ke dalam kelompok-kelompok yang sering memiliki sub-kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer.
b. Kurang mengembangkan konsensus (kesepakatan bersama)  diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar
c. Relatif sering terjadi konflik di antara kelompok yang ada
d. Secara relative Integrasi sosial tumbuh  di atas paksaan dan saling ketergantungan di bidang ekonomi.
e. Adanya dominasi politik( penguasaan) oleh suatu suatu kelompok  terhadap kelompok-kelompok lainnya.





JS.Furnival menyatakan konfigurasi  masyarakat majemuk ada empat macam :

a. Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang : yaitu konfigurasi masyarakat yang terdiri dari sejumlah etnik atau komunitas dengan kekuatan kompetitif. kelompok-kelompok yang ada mempunyai kekuasaan yang seimbang.
b. Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan : yaitu masyarakat majemuk dimana salah satu kekuatan kompetitif lebih besar dari pada lainnya. Kelompok etnik mayoritas mendominasi kompetisi politik atau ekonomi sehingga posisi kelompok lain menjadi kecil dan Nampak lemah. Jadi kelompok terbesar mendominasi.
c. Masyarakat majemuk dengan minoritas dominan :  Yaitu masyarakat majemuk dimana einik atau komunitas yang minoritaslah yang mendominasi. Jadi .kelompok kecil yang mendominasi.
d. Masyarakat majemuk fragmentasi : yaitu masyarakat majemuk yang terdisi Dario sejumlah kelompok etnik yang kesemuanya dalam jumlah yang kecil, sehingga tidak ada salah satu kelompok yang mempunyai posisi lebih dominan dalam bidang politik maupun ekonomi. Masyarakat dengan kategori ini biasanya stabil, tetapi memiliki potensi konflik karena rendahnya coalition building .Karena itu diperlukan coalition building . Jadi masyarakat terdiri dari banyak kelompok yang kecil, tidak ada yang mendominasi.


Catatan;
MInoritas: orang-orang yang karena ciri fisik, tubuh, asal-usul, keturunan, atau kebudayaannya dipisahkan dari orang-orang lainnya dan diperlakukan secara tidak sederajat atau tidak adil dalam masyarakat dimana mereka hidup, sehingga mereka merasakan adanya tindakan diskriminatif secara kolektif dan menduduki posisi yang tidak menguntungkan.















Faktor penyebab kemajemukan masyarakat Indonesia :

1.      latar belakang historis: Sejarah nenek moyang Indonesia: Mengenai asal usul ras di Indonesia
2.      Kondisi geografis: Indonesia terdiri atas ribuan pulau. Sehingga mengisolasi dan terjadi amalgamasi di masing-masing pulau, menyebabkan  perbedaan suku bangsa (etnis)
3.      letak Indonesia yang strategis: Antara dua samudra dan benua : keanekaragaman agama karena pengaruh budaya asing.
4.       kondisi iklim yang berbeda: Keanekaragaman cara hidup masyarakat Indonesia. Perbedaan curah hujan dan perbedaan kesuburan tanah, timbul perbedaan pertanian :
- pertanian sawah (wet rice cultivation)
- pertanian ladang, pertanian tanah kering, pertanian berpindah. (shiffing cultivation)

Empat peristiwa pemicu integrasi bangsa,yaitu
1)      kerajaan Sriwijaya (Abad ke VII) dan Majapahit (Abad ke XIII) telah mempersatukan suku bangsa-suku bangsa Indonesia dalam satu kesatuan politis, ekonomi dan sosial.
2)      Kekuasaan kolonialisme Belanda selama tiga setengah abad telah menyatukan suku bagsa-suku bangsa di Indonesia dalam satu kesatuan nasib dan cita-cita.
3)      Selama periode pergerakan nasional, para pemuda Indonesia lebih menolak menonjolkan isu kesubangsaan dan melahirkan Sumpah pemuda yang terkenal pada tahun 1928. Bahkan, bahasa milik suku minoritas Melayu, Riau telah ditetapkan sebagai bahasa Idonesia (bukan bahasa milik  suku masyarakat Jawa)
4)      Proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 17 agustus 1945 yang mendapat dukungan dari semua suku bangsa di Indonesia yang mengalami nasib yang sama di bawah penjajahan belanda dan Jepang.









Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural di Indonesia:
Menurut Clifford Geert Indonesia merupakan negeri tempat semua arus cultural sepanjang tiga millennia mengalir berurutan memasuki nusantara dari India, Cina, Timur Tengah, dan Eropa yang terwakili di tempat-tempat tertentui. Seperti di Bali terdapart komunitas Hindu, Pemukiman cina terlihat di Jakarta, Semarang, Surabaya yang disebut dengan pecinan. Pusat-pusat muslim di Aceh, Makasar atau dataran tinggi Padang. Daerah Minahasa dan Ambon yang Calvinis atau daerah flores yang Katolik
Masyarakat Multikultural mempunyai keanekaragaman kelompok diantaranya:
1.      Kelompok masyarakat Indonesia berdasarkan Ras: Ras Negroid, Malayan Mongoloid/Paleo Mongoloid, Wedda, dan Neo Melanesoid/Papua Melanesoid
2.      Etnis/suku bangsa
Ciri-ciri sukubbangsa: bahasa, adat-istiadat dan hokum adatnya, kebudayaan, kesadaran kolektif,  kesenian, dll
3.      Agama
Agama menurut Emille Durkheimadalh suatu system terpadu mengenai kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci, yang menyatukan semua pengikutnya ke dalam komunitas moral yang disebut umat. Indonesia merupakan Negara yang mempunyai keanekaragaman dalam hal agama . Terdapat 6 agama resmi di Indonesia yaitu Islam, Kristen, katolik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu.
Selain itu, Indonesia juga memiliki keanekaragaman kepercayaan. Antara lain: Animisme, Dinamisme, Totemisme, dll
4.      Kelompok kekerabatan
a.       Bilateral: yaitu system     kekerabatan yang ditarik dari garis Ayah dan Ibu secara bersamaan. Contohnya; Jawa, Sunda, dan di beberapa daerah lain di Indonesia
b.      Unilineal: Yaitu Sistemkekerabatan yang hanya menarik satu garis keturan, baik Ayah atau Ibunya saja.
Unilineal dibagi menjadi 2 macam yaitu Patrilineal (garis keturunan Ayah) dan Matrilineal (Garis keturunan Ibu).
5.      kelompok sosial berdasarkan stratifikasi sosial
Keanekaragaman berdasarkan stratifikasi sosial ditentukan oleh  tingkat Ekonomi, pendidikan, kekayaan, dan kehormatan






Masalah yang timbul akibat keanekaragaman masyarakat multicultural
1)      kesenjangan multidimensional
Kesenjangan multidimensional dalam masyarakat Indonesia diantaranya:
a.       Kesenjangan aspek kemasyarakatan. Mencakup penyelenggaraan organisasi sosial, system politik, dan system hukum. Suatu masyarakat modern salah satu cirinya adalah partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan politik. Pembuatan keputusan politik selalu terpusat menjadi wewnang pemerintah pusat sehingga rakyat menjadi tidak terlatih membuat keputusan politik. Padahal, manakala kita harus mempertimbangkan besarnya jumlah penduduk, luasnya wilayah, dan struktur kepulauan, Negara kita hanya dapat n, Negara kita hanya dapat bertahan dalam keseimbangan  jika masing-masing submasyarakat Indonesia mampu mengurus dirinya sendiri dan pemerintah pusat mengurus sisanya. Akibat kesenjangan itu adalah dalam pembagian keuntungan politik, sosial, dan ekonomi akan berat ke atas. Ledakan aspirasi untuk mengurus diri sendiri pernah meletus dalam gerakan RMS (1950), permesta (1957), OPM ( 1965) dan GAM (1989)
b.      Kesejenjangan geografis, antara pulau jawa dan pulau-pulau Indonesia lainnya kecuali Bali. Kesenjangan sosiogegrafis antara pulau jawa dan pulau-pulau Indonesia lainnya pada umumnya diakui sebagai kesenjangan dalam hal kepadatan penduduk, kemajuan pendidikan dan tingkat kemakmura, serta keterlibatan dalam komunikasi serta telekomunikasi nasional maupun internasional. Kesenjangan sosiogeografis itu telah menyebabkan Sumatra pantai Timur lebih dekat dengan Malaysia Barat, dan Kalimantan Barat dengan Malaysia Timur, serta Minahasa dengan pilipina secara ekonomi daripada dengan pulau jawa. Bahkan papua merasa lebih dekta dengan Papua Nugini dari pada dengan daerah bagian lain di Indonesia.
c.       Kesenjangan yang berkaitan dengan aspek materlia, yaitu kegiatan ekonomi. Perkembangan indsutrialisasi yang terkonsentrasi di pulau jawa telah memperbesar kesenjangan jawa dan luar jawa. Di pulai jawa sendiri perkembangan indsutri yang berpusat di kota-kota besar khusu snya di Jakarta, telah melahirkan kesenjangan antara kota dengan desa dan antara pusat dengan daerah. Urbanisasi juga menyebabkan kota-kota besar menjadi padat dan kumuh. Dalam kesenjangan kota dengan desa dan antara perekonomian indsutri dengan pertanian.
d.      Kesenjangan antara mayoritas dan minoritas. Kesenjangan itu adalah sebagai berikut :
1)   Kesenjangan antara pribumi dan nonpribumi, terkait dengan penguasaan ekonomi oleh golongan nonpri yang sering menimbulkan konflik etnis.
2)   Esenjangan antara penganur agama mayoritas dan penganut agama minoritas yang jua banyak menimbulkan konflik bernuansa agama
3)   Kesenjangan antara kaya dan miskin, terkait dengan masalah kecemburuan sosial.
4)   Kesenjangan dalam bidang sosiokultural yang menyangkut struktur piramida kekuasaan. Kesenjangan ini terjadi antara kalangan elite politik dengan lapisan menegah yang meliputi kalangan professional seperti dokter, insinyut, pengacara, guru dan pedagang menengah tidak tumbuh kuat dan mandiri karena kemampuannya untuk mengontrol peemerintah telah dipasungoleh pemerintah Orde Baru. Namun, dalam alam reformasi keterbukaan mulai dibangkitkan sehingga setiap anggota masyarakat dapat aktif berpolitik dan bebas menyampaikan pendapatnya.
5)      konflik antaretnis dan antarpemeluk agama yang berbeda
Alternative pemecahan masalah akibat kenekaraman masyarakat multicultural
1)      alternative pemecahan masalah konflik antaretnis
2)      alternative pemecahan masalah konflik antarpenganut agama yang berbeda
3)      alternative pemecahan masalah pertentangan antara kelompok mayoritas dan eklompok minoritas, antara pribumi dan nonpribumi dan perlakuan yang diskriminatif
4)      alternative pemecahan masalah multikulturalisme dalam bidang politik dan budaya
Pentingnya pendidikan multicultural
1)      kepercayaan dan toleransi ( trust and tolerance )
2)      pengembangan sikap mindfullness
3)      fundamentalisme dan keterbukaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar